Kelompok ekstrimisme
Ekstrimisme skenario menyeramkan!!!
Qola Jean Baudrillard, seorang filsuf pasca modernisme,pengamat politik & budayawan yg meninggal th 2007 :
"Dunia kini bukanlah (bersifat) dialektis lagi; ia dibagi-2 dalam berbagai ekstremitas; ia diusahakan menjadi antagonisme radikal. Dunia bukan lagi terbuka bagi rekonsiliasi atau sintesa. Dan yang seperti itu sejatinya adalah prinsip kejahatan."
Kita hidup di era pasca-modernisme yang salah satu cirinya adalah ketidakpedulian terhadap kemajuan, keberadaban, dan kemanusian.
Semua itu dipunahkan dan digantikan dengan prinsip ekstrimitas, antagonisme. Ideologi-ideologi radikal yg mencuci otak masyarakat awam menjadi 'hitam vs putih', 'benar vs sesat', 'beriman vs kafir', dll
Ekstrimisme menafikan kemauan utk saling berbagi dan membantu. Yg dirayakan oleh pemikiran ekstremisme adalah bagaimana menguasai, mengontrol, menaklukkan dan/ atau membinasakan yg lainnya. Celakanya, ekstremisme menjadi sangat menarik (laku) ketika kondisi masyarakat pasca-modern penuh dengan kemiskinan, ketimpangan, dan ketidak adilan ekonomi dan sosial pada tataran global. Ideologi-ideologi ekstrim, seperti yg ditawarkan oleh kelompok teroris dari segala macam versinya, berkembang dan laku keras dalam kondisi seperti itu. Dan ekstrimisme pun menawarkan kehidupan yg seragam, tanpa masalah, serta kebersamaan setelah semua musuhnya dibasmi. Sebuah skenario yang menyeramkan.
Qola Jean Baudrillard, seorang filsuf pasca modernisme,pengamat politik & budayawan yg meninggal th 2007 :
"Dunia kini bukanlah (bersifat) dialektis lagi; ia dibagi-2 dalam berbagai ekstremitas; ia diusahakan menjadi antagonisme radikal. Dunia bukan lagi terbuka bagi rekonsiliasi atau sintesa. Dan yang seperti itu sejatinya adalah prinsip kejahatan."
Kita hidup di era pasca-modernisme yang salah satu cirinya adalah ketidakpedulian terhadap kemajuan, keberadaban, dan kemanusian.
Semua itu dipunahkan dan digantikan dengan prinsip ekstrimitas, antagonisme. Ideologi-ideologi radikal yg mencuci otak masyarakat awam menjadi 'hitam vs putih', 'benar vs sesat', 'beriman vs kafir', dll
Ekstrimisme menafikan kemauan utk saling berbagi dan membantu. Yg dirayakan oleh pemikiran ekstremisme adalah bagaimana menguasai, mengontrol, menaklukkan dan/ atau membinasakan yg lainnya. Celakanya, ekstremisme menjadi sangat menarik (laku) ketika kondisi masyarakat pasca-modern penuh dengan kemiskinan, ketimpangan, dan ketidak adilan ekonomi dan sosial pada tataran global. Ideologi-ideologi ekstrim, seperti yg ditawarkan oleh kelompok teroris dari segala macam versinya, berkembang dan laku keras dalam kondisi seperti itu. Dan ekstrimisme pun menawarkan kehidupan yg seragam, tanpa masalah, serta kebersamaan setelah semua musuhnya dibasmi. Sebuah skenario yang menyeramkan.
Komentar
Posting Komentar