Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017
AKU BUKAN-LAH ORANG SHOLEH (Syair Imam Syafi'i ) أُحِبُّ الصَّـالِحِينَ وَلَسْتُ مِنْـهُمْ لَعَلِّي أَنْ أَنَـالَ بِـهِـمْ شَـفَاعَــــهْ وَأَكْرَهُ مَنْ بِضَـاعَتُـهُ الْمَعَـاصِي وَإِنْ كُـنَّـا سَـوَاءً فِي الْبِـضَـاعَـــهْ وَأَكْرَهُ مَنْ يُضِـيعُ الْعُمْرَ لَـهْـواً وَلَوْ كُـنْـتُ امْرَءاً جَـمَّ الإِضَـاعَـــهْ Uhibbus Sholihina wa lastu minhum La'alli an anala bihim syafa'ah,,, Wa akrohu man bidho'atuhul ma'ashi Wa in kunna sawa'an fil bidho'ah,,, Wa akrohu man yudhi'ul 'umro lahwan Wa lau kuntu mroan jammal idho'ah,,, Artinya : "Aku mencintai orang-orang sholeh meskipun aku bukan termasuk di antara mereka. Semoga bersama mereka aku bisa mendapatkan syafa'at kelak." "Aku membenci para pelaku maksiat meskipun aku tak berbeda dengan mereka." "Aku membenci orang yang membuang-buang usianya dalam kesia-siaan walaupun aku sendiri adalah orang yang banyak menyia-nyiakan usia." Allahumma sholli wa salli
Jangan paksa dia untuk lebih perhatian dan peduli padamu. Cinta sejatinya akan selalu mencarimu dan perhatian padamu tanpa kau memintanya. لا تجبر أحدا على اﻹهتمام بك والسؤال منك فمن يحبك حقا سيبحث منك ويهتم عنك بدون سؤال منك
URGENSI NGAJI ILMU AGAMA ISLAM والتلطف في اجتذاب القلوب إلى العلم الذي يفيد حياة الأبد , أهم من التلطف في اجتذابها إلى الطب الذي لا يفيد إلا صحة الجسد , فثمرة هذا العلم طب القلوب , والأرواح المتوصل به إلى حياة تدوم أبد الآباد , فأين منه الطب الذي يعالج به الأجساد , وهي معرضة بالضرورة للفساد في أقرب الآماد ". Membujuk hati agar ngaji ilmu agama yang akan memberimu kehidupan abadi sepanjang masa lebih penting dari pada membujuknya agar melakukan pengobatan yang hanya berfungsi mengembalikan kesehatan tubuh semata. Sebab buahnya ilmu ini adalah menyehatkan hati dan jiwa yang akan membuat hidup ini abadi selamanya. Keistimewaan ini sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan pengobatan dan perawatan tubuh yang pastinya akan rusak dalam waktu yang tidak lama. إحياء علوم الدين لحجة الاسلام الغزالي، ١/١٥
Suatu hari, al-Imam an-Nawawi rahimahullah berkunjung ke Mesir.. Beliau ingin menziarahi maqam al-Imam asy-Syafi`i rahimahullah, tapi beliau malu untuk masuk... al-Imam an-Nawawi merupakan rukn al-madzhab (fondasi madzhab), bertakwa, bersih, memilih untuk tidak menikah demi ilmu.. menulis 12 jam perharinya, tidak tidur berbaring selama 2 tahun. Beliau datang dari Syam... memandang kubbah al-Imam asy-Syafi`i dari kejauhan*,... Beliau membaca al-Fatihah, berdo`a & menangis dan berlalu pergi... Ada yang menanyai beliau: "Kenapa Anda tidak masuk untuk menziarahi Beliau?" al-Imam an-Nawawi menjawab: "Seandainya Beliau hidup, ku tidak mampu kecuali berdiri di sini". Siapa yang berkata begitu? Seorang rukn al-madzhab, imam ad-dunia, penyusun kitab Riyadh ash-Shalihin yang diakui sunni & syi`ah, penyusun kitab al-Arba`in an-Nawawiyyah.. Seseorang yang bertakwa, bersih.. apabila disebut; rahmat Allah dilimpahkan... Ibn as-Subki rahimahullah mendengar kedat
Pengorbanan cinta mbah wali jadzab untuk meraih ridho tuhanya..... Apakah orang-orang yang gandrung akan cintanya telah mendengar ucapan kekasihnya? Karena deras akan cinta kepadanya yang menjadikannya mengeluh kesakitan... Dan ketika aku keluhkan cinta itu, ia berkata : "Engkau membohongi aku, kenapa anggota tubuhmu masih engkau tutupi dengan pakaian?" Tidak ada cinta sehingga hati menempel pada lambung dan engkau bisu sehingga tidak bisa menjawab orang yang memanggil. Dan engkau menjadi kurus kerontang, sehingga tak menyisakan keinginan kecuali kelopak mata yang engkau menangis denganya dan bermunajat. *مدارج السالكين ٦٦٢*
Atasi kabar hoax dengan ilmu isnad ================================ Di dalam turats keilmiyahan islam dikenal cabang ilmu yang hanya membahas tentang kebenaran berita. Apakah berita tersebut bisa diterima atau tidak, apakah berita tersebut benar atau mungkin benar atau bahkan salah dan dibuat-buat... Ilmu tersebut sudah sejak dahulu ditemukan oleh para ulama' zaman sahabat dan seiring berjalanya waktu ilmu tersebut semakin sempurna dalam keutuhan dan eksistensinya. Ilmu tersebut muncul karena adanya polemik yang ada pada masa itu, yaitu setelah Rasulullah wafat, mereka kehilangan sosok panutan yang sempurna yang bisa diikuti baik perkataan atau perbuatan. Sedangkan al Qur'an saja walaupun sudah sempurna, tapi tetap butuh penjelasan dan penjabaranya dan Rasulullahlah satu-satunya mufassir yang mendapatkan mandat langsung dari Allah. Jadi Rasulullahlah yang menjadi al Qur'an secara prakteknya, dalam arti semua perkataan dan perbuatan beliau menjadi realisasi dari kandungan a
Kenapa tikus dikatakan sebagai hewan kecil yang fasiq? "Dahulu di suatu malam ketika Rasulullah bangun dari tidurnya, terdapat tikus yang mengambil sumbu untuk membakar rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau bergegas dan membunuhnya, karena itulah beliau menghalalkan membunuh hewan tersebut bagi orang yang halal (bukan orang yang sedang ihrom) dan orang yang sedang melaksanakan ihram". #Imam_Qastholani_syarah_Bukhori #hal169_vol9 👈 ارشاد الساري شرح البخاري ١٦٩/٩ ﻭﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻧﻌﻴﻢ ﻋﻨﺪ اﻟﻄﺤﺎﻭﻱ ﺃﻧﻪ ﺳﺄﻝ ﺃﺑﺎ ﺳﻌﻴﺪ اﻟﺨﺪﺭﻱ: ﻟَﻢ ﺳﻤﻴﺖ اﻝﻓﺄﺭﺓ اﻟﻔﻮﻳﺴﻘﺔ؟ ﻗﺎﻝ: اﺳﺘﻴﻘﻆ اﻟﻨﺒﻲ -ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ- ﺫاﺕ ﻟﻴﻠﺔ ﻭﻗﺪ ﺃﺧﺬﺕ ﻓﺄﺭﺓ ﻓﺘﻴﻠﺔ ﻟﺘﺤﺮﻕ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ -ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ- اﻟﺒﻴﺖ ﻓﻘﺎﻡ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻭﻗﺘﻠﻬﺎ ﻭﺃﺣﻞّ ﻗﺘﻠﻬﺎ ﻟﻠﺤﻼﻝ ﻭاﻟﻤﺤﺮﻡ.
Antara Imam Sufyan Tsauri dan Imam Sufyan bin Uyainah ===================== Sudah hampir dua tahun saya kebingungan ketika membedakan antara Sufyan Tsauri dan Sufyan Ibnu Uyainah. Banyak sekali periwayatan hadits yang hanya menyebutkan nama Sufyan saja tanpa menyebutkan Tsauri ataupun Ibnu Uyainah. Padahal di dalam ummahatul kutub al haditsiyah terdapat riwayat keduanya mulai kutub jami', sunan, musnad sampai Mustadrok. Hampir bisa dipastikan terdapat riwayat dari keduanya. Pernah juga saya tanyakan kepada guru saya ketika ngaji kitab at Targhib wat Tarhib karya Imam al Mundziri dengan metode qiro'ah 'ala syeh. Beliau hanya menuturkan bahwa di dalam membedakan antara keduanya harus mengetahui guru dan murid masing-masing dari keduanya baru bisa menghukumi secara dhon bahwa Sufyan yang dikehendaki itu adalah Tsauri ataupun bin Uyainah. Ketika itu saya hanya bisa batin "waduh kok susah sekali..., padahal beliau ini adalah rawi hadits yang sangat kondang, setingkat sye
Judule Prustasi Golek Dalel Ora Ketemu-temu =============== Hukum ijtihadi akan terbentuk dengan sempurna setelah melewati proses tawazun (pertimbangan dengan segala kemungkinan) dan tarajuh (memilih opsi yang paling unggul berdasarkan dalil). Untuk melakukan proses ijtihadi seorang harus mampu menghadirkan banyak sekali modal yang berupa malakah (kemampuan dasar) dan penguasaan di berbagai bidang ilmu. Ilmu tersebut bukan hanya sekedar faham ataupun hafal di dalam setiap bidangnya, tetapi yang menjadi prioritas adalah sebuah penguasaanya. Tafsir+ulumut tafsir, hadits+ulumul hadits, mukhtalaf+mujma' fiqh, ulumul lughah, dan berbagai persyaratan lain yang telah dibahas tuntas di dalam fan ushul fiqh. Kemudian jika modal yang sangat besar diatas telah terpenuhi pada diri seorang, maka dia baru mendapatkan izin untuk melakukan ijtihad. Implementasi dari ijtihad itu sendiri harus dikaitkan dengan keadaan dan zaman dimana persoalan akan dibahas secara tuntas sesuai maslahah yang ada,
JAN 17 TAUHID DALAM BUKU- BUKU TERJEMAHAN KARANGAN K.H.A.RIFA’I DARI KALISALAK TAUHID DALAM BUKU- BUKU TERJEMAHAN KARANGAN K.H.A.RIFA’I DARI KALISALAK Makalah Seminar Nasional, dengan beberapa editing OLEH: ABU ROYHAN AL- FIRDAUSI, H.KHAERUDDIN. PENGANTAR Lothorp Stoddart dalam bukunya : The New World of Islam menyatakan bahwa kondisi umat Islam pada abad ke 18 sangatlah memprihatinkan. Mereka sebagian besar terjerumus dalam gelimang takhayul dan mistik kekanak- kanakan. Keadaan ini tidak terkecuali terjadi di Hindia Belanda (Indonesia) pada waktu itu. Seorang sarjana Belanda yang bernama C.Poensen dalam bukunya : Brieven over der Islam Uit de Binnen Landen van Java, Leiden : Brill 1886, juga membuat pernyataan yang hampir sama dengan pernyataan Lothorp Stoddart, khususnya umat Islam di Hindia Belanda, yaitu bahwa dalam hal kepercayaan, orang Jawa pada saat itu tidak bisa disebut sebagai orang Islam. Keadaan inilah yang membuat prihatin Assyaikh.H.A.Rifai dari Kalisalak, L
PUPUH V S I N O M Wahuta Mas Kaji Pinang, wantu ngulama taruni, wantering tyas tur waskita, sembada kawignyan wasis, ing kitab wus binangkit, dhasar putra ngulama gung, dupi miyarsa jawab, Kaji Ripangi tan yekti, krura mangkrak bangun kautamanira. Mentheleng amalang kadhak, sarwi lathine kumitir, netra rekta pari sura, netepken surbanireki, amingkis kang kulambi, maju nengah denya lungguh, sarwi ngadhep setrilam, nyandhak suratnya Ripangi, ngadhepaken Ki Ripangi kang micara. Sami kagyat pra ngulama, tanapi para priyayi, andulu Mas Kaji Pinang, sinawang kelangkung runtik, solah ganggas respati, tan mantra lamun tekabur, kadya Bali atmaja, angantep Dasamuka ji, solah ganggas ulat galak lon tembungnya. Heh Kaji Ripangi sira, paran karsanta kang pesthi, prakara kang dadi karya, sebane para ngulami, amusawarah ngelmi, kang dadi ing penemumu, tan metu saking kitab, amung akalmu pribadi, Ki Ripangi sumaur wengis akeras. Dangu awawan wicara, bangun angrok silih ukih, nimpuna angadu yasa,