Al Qahwah ( Kopi )
Versi Lengkap
Suatu ketika as-Sayyid Ahmad bin Ali Bahr al-Qadimi jumpa dengan Nabi Muhammad Saw. dalam keadaan terjaga. Ia berkata kepada Nabi Saw.: “Wahai Rasulullah, aku ingin mendengar hadits darimu tanpa perantara.”
Nabi Muhammad Saw. kemudian bersabda: “Aku akan memberimu 3 hadits;
1. Selama bau biji kopi ini masih tercium aromanya di mulut seseorang, maka selama itu pula malaikat akan beristighfar (memintakan ampun) untukmu.
2. Barangsiapa yang menyimpan tasbih untuk digunakan berdzikir maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang banyak berdzikir, baik ia gunakan tasbihnya atau tidak.
3. Barangsiapa yang duduk bersama waliyullah yang hidup atau yang sudah wafat maka pahalanya sama saja dengan ia menyembah Allah di seluruh penjuru bumi.”
Al-Habib Abubakar bin Abdullah al-Atthas berkata: “Sesungguhnya tempat yang ditinggalkan dalam keadaan sepi atau kosong maka jin akan menempatinya. Sedangkan tempat yang biasa digunakan untuk membuat hidangan kopi maka para jin takkan bisa menempati dan mendekatinya.”
(Lihat dalam kitab Tadzir an-Nas halaman 177 dan at-Tadzkir al-Mushthafa li Aulad al-Musthafa wa Ghairahum min Man Ijtbahu Allahu Washthafa karya al-Habib Abubakar al-Atthas bin Abdullah bin Alwi bin Zain al-Habsyi halaman 117).
Imam Najmuddin al-Ghazziy Seorang pakar sejarah mencatatkan dalam kitab al-Kawakib as-Sairah Fi A'yan al-Miah al-A'syirah bahwa :
" Orang yang pertama kali menjadikan kebiasaan minum kopi sebagai minuman berkhasiat adalah syekh Abi Bakr Bin Abdullah Al-Aydrus , Beliau membuat racikan kopi dari buah pohon Bun."
Sayyid Abdurrohman bin Muhammad bin Abdurrohman bin Muhammad al-Husainy al-Hadramy dari marga Al-Aydrus (1070 H-1113 H) mengatakan dalam kitabnya Iinaasush Shofwah bi Anfaasil Qahwah:
" Biji kopi baru ditemukan pada akhir abad VIII H di Yaman oleh penemu kopi Mukha, Imam Abul Hasan Ali asy-Syadziliy bin Umar bin Ibrahim bin Abi Hudaimah Muhammad bin Abdulloh bin al-Faqih Muhammad Disa’in (nasabnya bersambung hingga kepada seorang sahabat bernama Khalid bin Asad bin Abil Ish bin Umayyah al-Akbar bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay).
Beliau adalah pengikut tarekat Syadziliyah, bukan pendirinya (karena pendiri tarekat Syadziliyah, Imam Abu Hasan asy-Syadziliy telah wafat pada tahun 828 H)."
Dalam penemuan biji kopi, Imam Abul Hasan Assadzili mendahului Imam Abu Bakr al-Aydrus. Sehingga Imam Abul Hasan adalah penemu biji kopi, sedangkan Imam Abu Bakr Al-Aydrus adalah penyebar kopi di berbagai tempat.
Beliau menggubah syair mengenai kopi sebagai berikut:
"Wahai orang-orang yang asyik dalam cinta sejati dengan-Nya, kopi membantuku mengusir kantuk
Dengan pertolongan Alloh, kopi menggiatkanku taat beribadah kepada-Nya di kala orang-orang sedang terlelap."
Qahwah (kopi) :
- 'qaf' adalah quut (makanan),
- 'ha' adalah hudaa (petunjuk),
- 'wawu' adalah wud (cinta),
- dan 'ha' adalah hiyam (pengusir kantuk).
" Janganlah kau mencelaku karena aku minum kopi, sebab kopi adalah minuman para junjungan yang mulia."
Syeikh Abu Bakr bin Abdulloh al-Aydrus berkata tentang kopi yang digemarinya:
"Wahai qahwatul bunn (kopi)!
Huruf 'qaf' di awalmu adalah quds (kesucian),
huruf kedua 'ha' adalah hudaa (petunjuk), dan
huruf ketigamu adalah 'wawu'.
Huruf keempatmu adalah 'ha',
berikutnya 'alif' adalah ulfah (keakraban),
'lam' sesudahnya adalah lutfh (belas kasih dari Alloh).
'Ba' adalah basth (kelapangan), dan
'nun' adalah nur (cahaya).
Oh, kopi, kau laksana purnama yang menerangi cakrawala."
Imam Hamzah bin Abdullah bin Muhammad an-Nasyiriy al-Yamaniy asy-Syafi’I, penduduk Zabid (832 H-936 H) adalah seorang sastrawan ulung yang ahli tumbuh_tumbuhan.
Dia menggubah seribu bait nadzam mengenai kemukjizatan al-Qur”an, menulis kumpulan fatwa, dan menggubah nadzam lebih dari 80 bait mengenai manfaat kopi, yang antara lain isinya adalah kopi bisa membangkitkan semangat seseorang dan mengantarkannya mencapai kesuksesan.
Disebutkan dalam kitab Al-Linas bahwa huruf 'ba' dan 'nun' pada kata bunn (kopi), masing-masing berarti bidayah (permulaan) dan nihayah (akhir/puncak), yakni mengantarkan seseorang dari awal langkah hingga akhir/sampai sukses.
Nah,demikian uraian tentang kegemaran dan sanjungan ulama Sufi akan kopi, manfaat, serta falsafah tentangnya.
Wallahu'a lam.
☕☕☕
KAJIAN MAKNA "KULL" (كل) DALAM HADITS TENTANG BID'AH كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَ لَةٍ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ “Setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu masuk neraka”. Dengan membandingkan hadist tersebut serta QS Al Kahfi: 79 yg sama2 dihukumkan ke kullu majmu' akan kita dapati sebagai berikut: Bid’ah itu kata benda, tentu mempunyai sifat, tidak mungkin ia tidak mempunyai sifat, mungkin saja ia bersifat baik atau mungkin bersifat jelek. Sifat tersebut tidak ditulis dan tidak disebutkan dalam hadits di atas; dalam Ilmu Balaghah dikatakan, حدف الصفة على الموصوف “Membuang sifat dari benda yg bersifat”. Seandainya kita tulis sifat bid’ah maka terjadi dua kemungkinan: a. Kemungkinan pertama : كُلُّ بِدْعَةٍ (حَسَنَةٍ) ضَلاَ لَةٌ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ “Semua bid’ah (yg baik) sesat, dan semua yg sesat masuk neraka”. Hal ini tidak mungkin, bagaimana sifat baik dan sesat berkumpul dalam satu benda dan dalam waktu dan tempat yg sama, hal itu tentu
Komentar
Posting Komentar