Kenapa tikus dikatakan sebagai hewan kecil yang fasiq?
"Dahulu di suatu malam ketika Rasulullah bangun dari tidurnya, terdapat tikus yang mengambil sumbu untuk membakar rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau bergegas dan membunuhnya, karena itulah beliau menghalalkan membunuh hewan tersebut bagi orang yang halal (bukan orang yang sedang ihrom) dan orang yang sedang melaksanakan ihram".
#Imam_Qastholani_syarah_Bukhori
#hal169_vol9
👈 ارشاد الساري شرح البخاري ١٦٩/٩
ﻭﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻧﻌﻴﻢ ﻋﻨﺪ اﻟﻄﺤﺎﻭﻱ ﺃﻧﻪ ﺳﺄﻝ ﺃﺑﺎ ﺳﻌﻴﺪ اﻟﺨﺪﺭﻱ: ﻟَﻢ ﺳﻤﻴﺖ اﻝﻓﺄﺭﺓ اﻟﻔﻮﻳﺴﻘﺔ؟ ﻗﺎﻝ: اﺳﺘﻴﻘﻆ اﻟﻨﺒﻲ -ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ- ﺫاﺕ ﻟﻴﻠﺔ ﻭﻗﺪ ﺃﺧﺬﺕ ﻓﺄﺭﺓ ﻓﺘﻴﻠﺔ ﻟﺘﺤﺮﻕ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ -ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ- اﻟﺒﻴﺖ ﻓﻘﺎﻡ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻭﻗﺘﻠﻬﺎ ﻭﺃﺣﻞّ ﻗﺘﻠﻬﺎ ﻟﻠﺤﻼﻝ ﻭاﻟﻤﺤﺮﻡ.
KAJIAN MAKNA "KULL" (كل) DALAM HADITS TENTANG BID'AH كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَ لَةٍ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ “Setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu masuk neraka”. Dengan membandingkan hadist tersebut serta QS Al Kahfi: 79 yg sama2 dihukumkan ke kullu majmu' akan kita dapati sebagai berikut: Bid’ah itu kata benda, tentu mempunyai sifat, tidak mungkin ia tidak mempunyai sifat, mungkin saja ia bersifat baik atau mungkin bersifat jelek. Sifat tersebut tidak ditulis dan tidak disebutkan dalam hadits di atas; dalam Ilmu Balaghah dikatakan, حدف الصفة على الموصوف “Membuang sifat dari benda yg bersifat”. Seandainya kita tulis sifat bid’ah maka terjadi dua kemungkinan: a. Kemungkinan pertama : كُلُّ بِدْعَةٍ (حَسَنَةٍ) ضَلاَ لَةٌ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ “Semua bid’ah (yg baik) sesat, dan semua yg sesat masuk neraka”. Hal ini tidak mungkin, bagaimana sifat baik dan sesat berkumpul dalam satu benda dan dalam waktu dan tempat yg sama, hal itu tentu
Komentar
Posting Komentar